40 Orang Terpapar Pengawasan Pemilu Partisipatif
|
Sosialisasi Pendidikan Politik Pengawasan Pemilu Partisipatif di Ruang Satu Hati Bangun Negeri, Kamis (24/6).
MANGGAR, beltimkab.bawaslu.go.id – Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia bukan hanya sekedar ajang seremonial politik belaka yang mengingkari hak politik masyarakat yang telah memenuhi syarat. Masyarakat harus menjadi subjek dalam proses Pemilu, sehingga masyarakat tidak sekedar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih tanpa tahu apa dan mengapa masyarakat memilih.
Pendidikan politik menjadi sarana untuk mewujudkan masyarakat yang aktif dalam mengikuti perkembangan pembangunan demokrasi. Masyarakat diajak untuk terlibat secara langsung pada seluruh Penyelenggaraan Pemilu. Hal tersebut juga yang menjadi alasan bagi Bawaslu Kabupaten Belitung Timur (Bawaslu Beltim) untuk menyediakan wadah keterlibatan masyarakat. Wadah tersebut ialah pengawasan Pemilu partisipatif.
Pengawasan partisipatif merupakan misi Bawaslu Republik Indonesia khususnya Bawaslu Beltim untuk membangun kesadaran masyarakat atas demokrasi, Pemilu, dan Pengawasan Pemilu sehingga masyarakat terhindar dari potensi kecurangan dan pelanggaran Pemilu, serta mewujudkan Penyelenggaraan Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Masyarakat perlu untuk dibangun kesadaran sejak dini dalam memahami makna pengawasan Pemilu partisipatif dengan cara dilakukan sosialisasi kepada Siswa/ Siswi SMA/ sedejarat di Kabupaten Belitung Timur. Inisiasi tersebut beranjak dari semangat program MENCERING (Muda, Energik, Cerdas, Kritis, dan Ngerti Pengawasan Pemilu) yang sasarannya berupa kaum muda dalam hal ini Siswa/ Siswi SMA/ sedejarat. Kaum muda sebagai agen perubahan nantinya akan menjadi Pemilih cerdas dan aktif dalam pengawasan Pemilu Partisipatif.
Beranjak dari hal tersebut, Bawaslu Beltim menyelenggarakan Sosialisasi Pendidikan Politik Pengawasan Pemilu Partisipatif kepada Siswa/ Siswi SMA/ sedejarat di Kabupaten Belitung Timur sejumlah 40 orang di Ruang Satu Hati Bangun Negeri.
Berbeda dengan sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya, sosialisasi ini dikemas dengan fun games dan tanya jawab berhadiah. Penyampaian materi diberikan bersamaan dengan permainan sehingga dapat menarik minat Siswa/ Siswi dalam memahami pengawasan Pemilu Partisipatif. Permainan tersebut berupa permainan Tak Kenal Maka Tak Sayang (TKMTS), bangun sedotan, tebak gambar, money politic.
Pemenang permainan dan kuis ini dibagi menjadi 2 kategori untuk grup dan individu. Untuk grup berupa Paling Kompak, Kelompok Terawasi, dan Pemenang Game, sedangkan untuk individu berupa Kritis 1, Kritis 2, dan Kritis 3.
Setiap permainan memiliki tujuan untuk mengenalkan tugas, wewenang, dan fungsi Bawaslu Beltim, Pemilu, Pemilihan, pengawasan Pemilu partisipatif, larangan kampanye, larangan politik uang, hoax, dan lainnya kepada Siswa/ Siswi SMA/ sedejarat yang hadir pada saat sosialisasi. Pada saat sosialisasi berakhir, Siswa/ Siswi SMA/ sedejarat telah memahami pengawasan pemilu partisipatif dan materi lainnya.
“Alhamdullilah, seru ya. Jadi ini merupakan pengalaman sosialisasi yang menurut aku sendiri agak beda dari yang lain karena di sini bisa lebih santai, lebih menikmatilah.” Ungkap Siswa SMA Negeri 1 Gantung Hibatuloh Bintang Wafi pada saat Sosialisasi Pendidikan Politik Pengawasan Pemilu Partisipatif, (24/6).
Pendapat yang sama juga diutarakan Siswi SMA Negeri 1 Manggar Naisila kepada Bawaslu Beltim saat setelah selesai Sosialisasi. Ia mengatakan, kegiatan ini sangat menyenangkan dan seru, serta bisa mendapatkan banyak ilmu.
Meskipun dipenuhi dengan permainan, pelaksanaan sosialisasi tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan menggunakan masker, menjaga jarak, menyedian hand sanitizer, dan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki ruangan sosialisasi.
Penulis: Syeila Rahmadani
Editor: Tim Redaksi
Foto: Suryaman